Pernahkah kita mendengar suara
yang di keluarkan oleh beberapa hewan yang berada di lingkungan sekitar kita. Contohnya
saja suara ayam yang selalu terdengar di saat fajar mulai terbit, suara
gonggongan anjing dan berbagai jenis suara yang dihasilkan oleh berbagai jenis
burung baik dalam habitat aslinya maupun dalam sangkar burung itu sendiri. Taukah
anda, jika suara yang dihasilkan oleh berbagai jenis hewan ini mempunyai
gelombang suara atau frekuensi yang berbeda-beda pula. Nah pada kesempatan ini
kami akan sedikit berbagi sedikit ilmu tentang gelombang suara yang dihasilkan
oleh berbagai jenis hewan yang ada di lingkungan sekitar kita.
Gelombang suara yang
dihasilkan oleh jenis hewan seperti ayam, burung, ataupun anjing merupakan
gelombang suara audiosonik yang mampu didengar oleh
pendengaran manusia dan sebagian besar binatang. Gelombang ini
mempunyai frekuensi antara 20 sampai 20.000 Hz. Pada malam hari sering kamu mendengar suara jangkrik di kebun atau ladang.
Cobalah kamu tangkap jangkrik yang sedang berbunyi di sarangnya. Biasanya
jangkrik telah berhenti berbunyi sebelum langkah kakimu sampai di dekat
sarangnya. Hal itu membuktikan bahwa bunyi langkah kaki yang sangat pelan dan
tidak dapat didengar oleh telinga, ternyata dapat didengar oleh jangkrik. Getaran
ultrasonik yang dipancarkan oleh kelelawar mempunyai peranan sangat penting.
Mengapa demikian? Getaran ultrasonik merambat lebih cepat daripada kecepatan
terbang kelelawar. Apabila getaran ultrasonik mengenai benda-benda di depannya,
seperti tembok dan ranting pepohonan, getaran itu akan dipantulkan dan
ditangkap kembali oleh kelelawar. Selanjutnya dengan gesit kelelawar beraksi sehingga
terhindar dari tabrakan dengan benda-benda yang ada di depannya.
Apakah hubungan gelombang suara dan hewan? Apakah
hubungan itu saling menguntungkan atau merugikan? Semua makhluk hidup memiliki
interval frekuensi suara yang dapat didengar. Seperti contohnya manusia,
memiliki rentang frekuensi suara yang dapat didengar pada interval 20 Hz sampai
20 kHz. Selain itu beberapa makhluk hidup yang memiliki alat pendengaran mampu
mengenali atau merespon suatu suara sebagai panggilan, gangguan, bahaya yang
mengancam, dll.
Fenomena ini terjadi kebanyakan pada hewan, jika kita
amati kehidupan di alam yang banyak berkumpul hewan yang berbeda-beda, maka
kita dapat mengamati interaksi antara hewan tersebut terkadang terjadi karena
suara yang dihasilkan. Beberapa
hewan diketahui dapat menerima gelombang infrasonik yang dihasilkan bumi yang
timbul karena bencana alam dan dapat menjadi peringatan dini seperti yang
terjadi pada gempa bumi dan tsunami pada tahun 2004 di Samudera Hindia yang
juga menimpa Aceh.
Selain mampu menghasilkan
gelombang suara audiosonik yang mampu di dengar oleh manusia dan hewan lainnya,
beberapa hewan juga dapat mendengar suara infrasonic. Gelombang suara infrasonic
mempunyai frekuensi di bawah 20 Hertz. Salah satu kegunaan bunyi
infrasonik sering digunakan sebagai komunikasi jauh untuk kawanan gajah.
Mereka dapat memanggil kawannnya dari frekuensi 15 sampai 35 hz dan dengan
kekuatan 117 dB pada jarak maksimum 10 km. Panggilan ini berfungsi untuk
mengkoordinasikan pergerakan kawanan dan untuk memberitahu posisi satu sama
lain. Hewan lainnya yang dapat mendengar bunyi infrasonik adalah ikan paus,
burung merpati, kuda nil, badak, jerapah, okapi dan alligator. Berikut beberapa hewan yang dapat mendengar gelombang suara infrasonic.
Burung Merpati dapat mendengar bunyi infrasonik sampai
frekuensi dibawah 0,5 Hz yang berfungsi untuk mengetahui lokasi tempat mereka
berada dan tempat yang akan dituju. Teori ini didukung oleh suatu percobaan
pada tahun 1997 dimana sekelompok Burung Merpati dilepaskan di Perancis dan
diharapkan terbang ke Inggris. Namun karena pengaruh suara jet yang dihasilkan
pesawat terbang Corcorde tujuan New York, Burung Merpati terpengaruh dan tidak
sampai ke tujuan. Burung
dapat mengetahui lokasi mereka dengan menggunakan bunyi infrasonik yang
dihasilkan atmosfer. Mereka dapat mendengar karena memang indra pendengarannya
dapat mendeteksi gelombang suara dengan frekuensi rendah baik yang dihasilkan
oleh gelombang laut, direfleksikan dari tebing, gunung dan bentuk permukaan
bumi lainnya yang dapat menjadi petunjuk arah menuju Inggris.
Meskipun hidup dalam habitat berbeda, gajah dan Ikan Paus
mempunyai kemiripan dalam penggunakan bunyi infrasonik. Perbedaan utama adalah
gelombang bunyi yang bisa dideteksi gajah lebih tinggi antara 14 sampai 40 Hz
dimana udara dan tanah menjadi medium. Gajah memang mempunyai kemampuan
pendengaran yang luar biasa dan dapat mengeluarkan bunyi infrasonik yang dapat
didengar gajah lain dalam radius 10 km. Bunyi dapat sebagai pemberitahuan akan
bahaya, salam, lokasi makanan, kegembiraan, ketakutan dan lainnya. Infrasonik adalah sistem komunikasi
jarak jauh gajah yang dapat membantu mengumpulkan segerombolan gajah dalam
suatu koordinasi gerakan tanpa kehilangan kontak. Bunyi ini juga dapat membantu
jantan menemukan lokasi betina terutama pada musim kawin.
Tidak ada komentar: